Jurnal9.com
Headline News

“Tidak Benar, Kalau Anak-Anak Tak Rentan Tertular Virus Corona”

Bayi yang baru dilahirkan berusia 30 jam di RS Wuhan China, dinyatakan positif terinfeksi virus corona, selama ini banyak orang beranggapan mereka yang mudah tertular virus ini orang yang sudah berusia lanjut  (foto: ABC News)

MELBOURNE, jurnal9.com –  Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Aman B Pulungan mengatakan “Tidak benar, kalau anak-anak tak rentan tertular virus corona. Selama ini banyak orang beranggapan mereka yang mudah tertular virus ini orang yang sudah berusia lanjut. Tapi anak juga harus diperhatikan,” ungkapnya.

Seperti dikutip dari liputan ABC News, Ikatan Dokter Anak Indonesia mendata  jumlah anak yang tertular virus corona di Indonesia mencatat ada 3.324 anak yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) sampai minggu ketiga Mei lalu.

Dari jumlah itu, IDAI menemukan sebanyak 129 anak yang berstatus PDP meninggal dunia, sementara jumlah anak yang sudah terkonfirmasi positif virus yang mematikan ini  berjumlah 584 anak.

“Jumlah kematian anak-anak pasien covid-19 di Indonesia per 1 Juni 2020 menurut catatan IDAI bertambah 26 anak,” paparnya.

Bahkan angka kematian anak yang diduga terkait virus corona, lanjut Arman Pulungan, terus meningkat, ada 160 anak yang dinyatakan meninggal dunia dengan status PDP.

“Di Indonesia jumlah anak-anak yang terinfeksi virus corona dan meninggal dunia menunjukkan angka yang cukup tinggi. Ini membuktikan bahwa tidak benar kelompok usia anak-anak tidak rentan terhadap covid-19,” ucapnya.

Dia  menyebutkan tingkat kematian anak akibat covid-19 di Indonesia ini menunjukkan angka yang paling tinggi di antara negara-negara Asia Tenggara.

Kasus baru di Indonesia, bayi laki-laki berusia 9 bulan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, yang sebelumnya dinyatakan positif tertular virus corona meninggal dunia pada 27 Mei lalu. Bayi yang terdaftar sebagai pasien 554 covid-19 di NTB tersebut sempat dirawat intensif dengan keluhan pneumonia atau kesulitan bernafas.

Baca lagi  Ekonomi Malaysia Resesi, Apakah Berpengaruh pada Ekonomi Indonesia?

Gita Ariadi, Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi NTB, mengaku belum mengetahui sumber asal penularan virus corona terhadap pasien bayi tersebut.

“Orang tua pasien bayi juga tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit covid-19, dan tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien positif yang terinfeksi virus yang mematikan ini ” ungkap Gita dalam keterangan tertulisnya.

Di NTB, menurut dia, tercatat jumlah anak-anak yang terdeteksi positif virus corona ada 86 anak. Di daerah lain seperti di kota Surabaya ada 127 anak yang terkonfirmasi positif virus corona. .

“Saya ambil contoh di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, jumlah kasus covid-19 pada anak-anak juga cukup signifikan,” jelasnya.

Menurut Aman, pelayanan imunisasi dan vaksinasi untuk anak-anak selama masa pandemi corona ini memang sedikit terhambat. “Coverage [imunisasi] kita secara nasional hanya 60 persen. IDAI sudah merekomendasikan agar ini tetap berjalan, tapi Dinas Kesehatan kurang meng-endorse-nya,” cetusnya.

Namun, Aman menegaskan, IDAI tidak menyalahkan puskesmas atau posyandu yang berhenti melayani di masa wabah virus corona ini. “Mereka juga mungkin takut, tidak punya keahlian membedakan anak yang sakit [terinfeksi] dan sehat, belum lagi ketiadaan APD,” katanya.

“Jika imunisasi kita secara nasional turun menjadi di bawah 50 persen, bisa dibayangkan tahun 2021 nanti seluruh wabah penyakit akan timbul semua,” ungkap Aman.

RAFIKI ANUGERAHA M  I  ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Polri Identifikasi Pelaku Kebocoran Data BPJS Kesehatan

adminJ9

Ancaman Pembunuhan Peneliti BRIN Tunjukkan Bentuk Bullying pada Kelompok yang Berbeda

adminJ9

Unjuk Rasa Buruh: Singgung Jokowi Tidak Malu Membangun Politik Dinasti Keluarga

adminJ9