Jurnal9.com
News

Roadshow Bertujuan Agar Pegawai LPDB Memahami Cara Kerja Model Bisnis Koperasi

Pegawai LPDB-KUMKM harus mampu berkomunikasi dengan cara yang smooth dan smart. Bila ada benturan di lapangan, harus mampu dicarikan solusinya, sehingga LPDB-KUMKM bisa tetap prudent dalam penyalurannya.

INDRAMAYU, jurnal9.com – Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah  (LPDB-KUMKM) melaksanakan Roadshow dengan 36 pegawai barunya mengunjungi Primpkopti Indramayu. Koperasi produsen tahu tempe yang berdiri sejak 1997 ini merupakan mitra LPDB-KUMKM sejak 2010.

Koperasi yang diketuai Supriyadi ini pada 2020 juga mengajukan permohonan pinjaman ke LPDB-KUMKM dan disetujui sebesar Rp1 miliar. Kemudian kunjungan dilanjutkan meninjau usaha produksi tahu ilik UD Hellen Jaya yang juga merupakan UKM binaan Primkopti Indramayu tersebut.

Di sela-sela kunjungan tersebut, Direktur Umum dan Hukum LPDB KUMKM Jaenal Aripin menjelaskan kepada pegawai baru LPDB itu, “Jangan sampai terjadi benturan antara teori yang dimiliki pegawai (sarjana) dengan pelaku usaha para mitra yang kaya pengalaman ini,” ujarnya.

“LPDB-KUMKM sengaja mengajak pegawai baru untuk melaksanakan roadshow ini merupakan terobosan baru, agar pegawai mengetahui dan memahami cara kerja model bisnis koperasi,” tegas Jaenal.

Harapanya, lanjut dia, pegawai baru LPDB-KUMKM ini mampu menilai dan menganalisa kinerja koperasi dengan tepat dan terukur. Kemudian mengunjungi UD Hellen Jaya di Desa Sudi Kampiran, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (24/8).

Sebelumnya, 36 pegawai baru ini selama dua minggu dimagangkan di enam koperasi, yaitu di Kospin Jasa (Pekalongan), Kopsyah Benteng Mikro Indonesia (Tangerang), Koppas Kranggan, Koppas Cempaka Putih, Koperasi Makmur Mandiri (Bekasi), dan Inkopsyah (Pondok Gede).

Di depan pemilik UD Hellen Jaya Dasuki dan Ketua Primkopti Indramayu H Supriyadi, Jaenal juga menjelaskan, mitra LPDB-KUMKM adalah koperasi, jadi semestinya pegawai LPDB-KUMKM harus mengetahui dan memahami koperasi dalam prakteknya.

“Jangan sampai ada gap antara teori yang dimiliki dengan praktek di lapangan. Bila bisa menyambungkan hal itu, maka akan lahir kebijakan pencairan dana bergulir sesuai peruntukkannya,” ungkap Jaenal.

“Pegawai LPDB-KUMKM harus mampu berkomunikasi dengan para mitra dengan cara yang smooth dan smart. Bila ada benturan di lapangan, harus mampu dicarikan solusinya, sehingga LPDB-KUMKM bisa tetap prudent dalam penyalurannya, tapi juga memahami kondisi mitra di lapangan,”  lanjutnya.

Baca lagi  LPDB Gandeng 3 Stakeholder BUMN untuk Penguatan KUMKM Saat Pandemi Covid-19

Dengan acara roadshow diharapkan pegawai LPDB- KUMKM memahami proses dan alur bisnis dana bergulir, dari mulai membaca dan menganalisa laporan keuangan koperasi hingga proses pencairan.

Jaenal tidak menampik bahwa selama ini proses pengajuan dana bergulir terbilang rumit dan tidak mudah. Namun, dengan manajemen baru di bawah kepemimpinan Direktur Utama LPDB KUMKM Supomo, persyaratan serta proses dana bergulir jauh lebih mudah dan cepat.

“Dengan Permenkop Nomor 4 Tahun 2020, persyaratan untuk mendapatkan dana bergulir jauh lebih sederhana. Sebelunnya ada 22 persyaratan yang harus dipenuhi, kini hanya tiga saja,” ungkap Jaenal.

Ketat dan detail

Sementara itu Ketua Primkopti Indramayu H Supriyadi berharap agar LPDB-KUMKM menilai koperasi harus bisa mengatasi dari berbagai aspek, tidak dari aspek bisnis semata. “Karena, dalam prakteknya Kopti sangat berbeda dengan KSP,” kata Supriyadi.

Proses dana bergulir LPDB-KUMKM jauh lebih ketat dan detail ketimbang perbankan. “Alhamdulillah, Primkopti Indramayu mampu memenuhi seluruh persyaratannya,” kata Supriyadi.

Supriyadi mengatakan Primkopti Indramayu yang berdiri sejak tahun 1997 merupakan mitra LPDB-KUMKM selama 10 tahun.

“Kami sudah bermitra sejak LPDB-KUMKM ada, dan sudah mendapat dana bergulir sebanyak empat kali dari mulai Rp200 juta hingga Rp1,4 miliar. Kini, kami juga sudah mendapat dana bergulir sebesar Rp1 miliar,” papar Supriyadi.

Sementara pemilik UD Hellen Jaya Dasuki menjelaskan usaha perajin tahu yang sudah dijalankan turun temurun sejak 1969, sempat terdampak pandemi Covid-19, terutama pada Maret hingga Mei 2020 yang hanya mampu memproduksi 2 kuintal perhari dari biasanya 6 kuintal.

Mulai era New Normal pada Mei 2020, produksi tahu UD Hellen Jaya mulai meningkat lagi menjadi 4 kuintal perhari. “Usaha perajin tahu tetap eksis berkat back-up kuat dari Primkopti Indramayu, terutama dalam hal suplai bahan baku kacang kedelai hingga permodalan usaha,” ucap Dasuki.

MULIA GINTING

Related posts

Lingkungan yang Buruk dan Polusi di Rumah Bisa Sebabkan Pneumonia

adminJ9

Tak Mau Rizky Billar Ditahan, Lesti Memaafkan: Penggemarnya Kecewa

adminJ9

Hilal Awal Zulhijjah 1441H Terlihat di Indonesia, Idul Adha Ditetapkan 31 Juli

adminJ9