Jurnal9.com
Headline IT

Pesawat Ruang Angkasa ESA Memotret Matahari dari Jarak Dekat

Pesawat ruang angkasa mengambil gambar matahari dari jarak dekat. (Foto European Space Agency)

JAKARTA, jurnal9.com – Pesawat ruang angkasa Solar Orbiter milik Badan Antariksa Eropa (ESA) dalam situsnya mengumumkan bahwa pesawat ruang angkasa miliknya berhasil mengambil foto atmosfer matahari dari jarak sangat dekat.

Foto penampakan matahari yang menakjubkan itu diunggah dalam situsnya. Hasil jepretan foto matahari tersebut diambil pada 7 Maret 2022 lalu yang digabungkan dengan 25 foto lainnya yang berbeda.

Seperti dikutip dari Science Alert, foto matahari dengan penampakan yang luar biasa itu diperoleh dengan resolusi tinggi. Dan teknik pengambilan gambarnya menggunakan perangkat Extreme Ultraviolet Imager (EUI) yang dimiliki Solar Orbiter.

ASA menjelaskan masing-masing foto diambil dengan exposure hampir 10 menit yang digabungkan menjadi satu mozaik keindahan dari matahari tersebut.

“Jarak yang sangat dekat antara pesawat ruang angkasa dengan matahari saat mengambil gambar [matahari] sekitar 75 juta kilometer. Ini  setara dengan setengah jarak antara orbit bumi dan matahari,” penjelasan yang diunggah dalam situsnya.

Resolusi fotonya yang sangat besar itu, membuat para peneliti lebih mudah untuk menganalisis detail halus permukaan matahari maupun atmosfernya.

Mereka dapat meneliti beberapa ‘tonjolan’ matahari di sekitar cakram yang mengalami erupsi dan mengeluarkan plasma ke luar angkasa.

Ketika mempelajari matahari, salah satu cara yang dilakukan dengan mengamati rentang panjang gelombang karena atom yang berbeda memancarkan cahaya yang berbeda.

Selain EUI, ada perangkat lain seperti instrumen Spectral Imaging of the Coronal Environment (SPICE) yang dirancang untuk merekam detail matahari. Dari SPICE mengumpulkan gambar yang akan menunjukkan penampilan dari matahari di tata surya.

Sementara itu dari foto beresolusi tinggi yang diambil oleh Solar Orbiter, memberikan jawaban mengapa suhu yang lebih panas berada jauh dari permukaan matahari. Hasil dari pemotretan matahari ini membantu para peneliti lebih memahami letusan matahari.  Saat fenomena itu terjadi, tabrakan partikel matahari dengan medan magnet serta atmosfer bumi mengakibatkan badai geomagnetik. Sehingga dapat mengganggu teknologi yang ada di bumi seperti sistem navigasi, sinyal, hingga listrik.

Baca lagi  Aung San Suu Kyi dari Balik Jeruji Minta Masyarakat Harus Melawan Kudeta Militer

Solar Orbiter diluncurkan ESA pada Februari 2020. Pesawat ruang angkasa ini dirancang untuk melakukan pengamatan terhadap matahari yang sulit diamati dari bumi.

ESA dalam penjelasannya bahwa pesawat meluncur di dekat matahari (perihelion) setidaknya selama 19 kali. Kemudian terbang menuju venus untuk mengumpulkan kecepatan dengan bantuan gravitasi.

Solar Orbiter baru menyelesaikan perihelion pertamanya pada 26 Maret 2022 dengan jarak 48 juta kilometer dari bintang. Misinya untuk mengumpulkan data dalam jarak dekat di kutub surya, dan mengambil sampel angin matahari.

Para peneliti memprediksi perihelion berikutnya akan terjadi di tahun depan, saat pengorbit akan membelok lebih dekat menuju matahari.

ARIEF RAHMAN MEDIA

 

Related posts

4 Tersangka yang Selewengkan Dana Umat di ACT Dijerat Pasal Berlapis

adminJ9

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II/2020 Minus 5,32 Persen

adminJ9

Survei McKinsey Menyebutkan Ekonomi Indonesia Diprediksi Cepat Pulih

adminJ9