Jurnal9.com
Business

LPDB-KUMKM Targetkan 4,8 Juta UMKM Mendapat Dana PEN Rp 1 triliun

Direktur Utama LPDB-KUMKM, Sopomo, saat Kick-Off Pusat Informasi Pemulihan Ekonomi Koperasi dan UMKM di kantor Kementerian Koperasi dan UKM di Jakarta.

JAKARTA, jurnal9.com – Upaya mengatasi dampak covid-19, Pemerintah bersama Kementerian Koperasi dan UKM telah menganggarkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) senilai Rp 1 triliun untuk tambahan modal kerja baru yang disalurkan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM).

“Dana PEN tersebut kemudian disalurkan kepada para pelaku usaha, khususnya koperasi dan UMKM di Indonesia,” kata Direktur Utama LPDB KUMKM Supomo, saat Kick-Off Pusat Informasi Pemulihan Ekonomi Koperasi dan UMKM, di kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dana PEN sebesar Rp 1 triliun berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), di luar target penyaluran pinjaman/pembiayaan LPDB-KUMKM tahun 2020 sebesar Rp1,85 triliun yang telah dialokasikan sebelumnya.

“Dana PEN disalurkan LPDB-KUMKM kepada mitra Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) yang kemudian diserap dan dimanfaatkan anggotanya, UMKM sebagai modal kerja,” jelas Supomo.

Menurut Supomo, melalui dana Rp 1 triliun, ditargetkan sebanyak 266 koperasi dan 4,8 juta UMKM mendapatkan perkuatan modal pinjaman/pembiayaan pada masa pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi corona saat ini.

Dengan fasilitas pinjaman/pembiayaan ini, jangka waktu pinjaman maksimal lima tahun, dengan plafon maksimal yang diberikan sebesar Rp100 miliar. Mitra koperasi penerima dana ini bisa mendapatkan bunga murah maksimal tiga persen menurun (sliding) untuk konvensional, dan bagi hasil dari pendapatan kotor untuk pembiayaan syariah.

Selain dana PEN sebesar Rp1 triliun, lanjut Supomo, kebijakan restrukturisasi pinjaman/pembiayaan yang merupakan program relaksasi Kemenkop dan UKM juga telah diproses LPDB KUMKM selama lebih dari empat bulan.

“Mitra tersebut terdiri dari koperasi dan UMKM yang usahanya terdampak Covid-19 khususnya saat pandemi menerpa Indonesia sejak Maret sampai dengan saat ini,” ucap Supomo.

Adapun target yang telah dicapai LPDB KUMKM sampai dengan Juli 2020, yaitu sebanyak 100 koperasi yang terdiri dari 40 mitra restrukturisasi dan 60 mitra penerima pinjaman/pembiayaan. Dari target 50 persen serapan dana bergulir untuk program PEN, sampai saat ini telah terserap sebanyak 23 persen.

Baca lagi  LPDB-KUMKM Optimis Ciptakan 2000 Lapangan Kerja Baru Melalui Inkubator

“Harapannya, melalui program restrukturisasi pinjaman/pembiayaan maupun dana PEN yang disalurkan Kemenkop dan UKM melalui LPDB-KUMKM, para pelaku usaha khususnya koperasi dan UMKM dapat bertahan hadapi krisis global ini,” tutur Supomo.

Supomo menegaskan, LPDB-KUMKM berkomitmen akan terus mengoptimalkan penyaluran pinjaman/pembiayaan kepada KUMKM di Indonesia, terutama saat krisis ekonomi akibat Covid-19.

BMT itQan

Dalam kesempatan yang sama, Supomo juga menjelaskan bahwa BMT itQan merupakan mitra baru dan mendapat pembiayaan dana bergulir sebesar Rp 5 miliar. “Jangka waktu pembiayaan selama 42 bulan sudah termasuk grace periode pengembalian pokok selama enam bulan,” jelas Supomo.

KSPPS BMT itQan yang berdiri pada 2007, memiliki total aset per Desember 2019 sebesar Rp 55,8 miliar dengan jumlah anggota sebanyak 15.509 orang.  Saat ini, BMT itQan memiliki delapan kantor layanan yang tersebar di wilayah Provinsi Jawa Barat, meliputi wilayah kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Garut.

Menurut penilaian LPDB-KUMKM, BMT itQan merupakan koperasi syariah berkinerja baik. Bahkan, lanjut Supomo, koperasi ini sudah melakukan langkah relaksasi bagi anggota koperasi yang usahanya terdampak pandemi Covid-19. Caranya, dengan menunda pembayaran angsuran berikut bunganya.

“Karena itu, pemerintah dalam hal ini LPDB-KUMKM hadir untuk mendukung BMT itQan supaya terus bisa mengayomi seluruh anggotanya dan bisa tetap survive di tengah kebijakan PSBB,” kata Supomo.

Sementara itu, Ketua BMT itQan, Adhi Suryadi, menjelaskan pola pembiayaan kepada anggota KSPPS BMT itQan sebagian besar menggunakan pola kelompok/majelis (pola Grameen Bank), yang saat ini KSPPS BMT itQan memiliki sekitar 514 majelis/kelompok dengan anggota per kelompok 10-30 orang.

“KSPPS BMT itQan juga sudah mengembangkan aplikasi itQan Mobile yang memudahkan anggota untuk melakukan layanan melalui smartphone, seperti cek saldo dan mutasi, transfer, pembayaran dan pembelian,” tukas Adhi.

MULIA GINTING

Related posts

KemenkopUKM Upayakan Bantuan untuk Usaha Mikro Tepat Sasaran melalui Akurasi Data

adminJ9

Bisnis dan Investasi yang Berkembang di Masa Depan Mengarah pada Ekonomi Syariah

adminJ9

KemenkopUKM Targetkan Kontribusi Koperasi Produksi Terhadap PDB Jadi 5,5 Persen

adminJ9