Jurnal9.com
Headline News

Kondisi Covid-19 DKI Jakarta Mengkhawatirkan, Mulai 14 September Kembali PSBB

Suasana pagi hari saat masyarakat dari Jabodetabek hendak berangkat kerja dengan menggunakan jasa transportasi massal KRL menuju kantor yang berada di pusat jantung Ibukota Jakarta. Padahal wilayah Ibukota saat ini masih kondisi masa pandemi yang mengkhawatirkan selama beberapa pekan terakhir, yaitu tingkat kematian karena covid-19 makin tinggi, sehingga pemerintah DKI terpaksa memberlakukan kembali PSBB mulai 14 September ini.

Kondisi epidemiologis Covid-19 di wilayah DKI Jakarta selama sepekan terakhir tergolong mengkhawatirkan.

JAKARTA, jurnal9.com –  Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan wilayah DKI Jakarta terpaksa dan mendesak untuk memutuskan PSBB dengan pertimbangan tiga hal, yaitu angka kematian karena Covid-19 yang tinggi, angka keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19, dan tempat tidur ICU untuk pasien Covid-19.

Saat memberi penjelasan, Anies mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa dalam penanganan covid-19 diutamakan kesehatan, agar ekonomi bisa berjalan. Maka, pemerintah DKI Jakarta tidak ada pilihan lain kecuali untuk menarik rem darurat.

“Presiden tegas, tidak restart ekonomi jika covid-19 tak tertangani, artinya kita terpaksa PSBB seperti awal pandemi, bukan PSBB transisi,” kata Anies dalam konprensi pers, Rabu (9/9) malam.

Besok, Kamis (10/9) adalah hari terakhir pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi fase I yang diperpanjang untuk kelima kalinya sejak 28 Agustus 2020. PSBB transisi fase I diterapkan sejak 5 Juni lalu.

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencatat penambahan 1.026 kasus konfirmasi positif Covid-19 pada Rabu (9/9).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia menuturkan pihaknya telah melakukan tes PCR terhadap 9.904 spesimen.

“Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 7.923 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 1.026 positif dan 6.897 negatif. Untuk rate test PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 67.335. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 59.146,” kata Dwi melalui keterangannya.

Baca lagi  Ade Armando Dikeroyok Sampai Babak Belur Saat Ikut Demo Mahasiswa, Videonya Viral

Untuk jumlah kasus aktif, menurut Dwi, sampai saat ini sebanyak 11.245 orang tengah dirawat di rumah sakit rujukan atau menjalani isolasi secara mandiri.

“Jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 49.837 kasus. Dari jumlah tersebut, total 37.245 orang dinyatakan telah sembuh dengan tingkat kesembuhan 74,7 persen, dan total 1.347 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 2,7 persen, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 4,1 persen,” ujarnya.

Dia mengatakan persentase kasus terkonfirmasi positif atau positivity rate di DKI Jakarta sepekan terakhir sebesar 12,2 persen.Kendati demikian, persentase kasus terkonfirmasi positif secara total sebesar 7 persen.

Anies Baswedan mengatakan kondisi epidemiologis covid-19 di wilayah DKI Jakarta selama sepekan terakhir tergolong mengkhawatirkan.

“Hari ini Gugus Tugas akan mengadakan rapat khusus mengevaluasi perkembangan terakhir kasus covid-19 di Jakarta karena situasinya mengkhawatirkan, dalam satu minggu terakhir angka positivity rate di Jakarta itu 13,2 persen,” kata Anies.

Secara akumulatif, menurut Anies, sejak awal pandemi persentase kasus terkonfirmasi positif di DKI Jakarta mencapai 6,9 persen.

“Mengapa ini mengkhawatirkan karena kapasitas rumah sakit ada batasnya, bila jumlah yang membutuhkan perawatan makin hari makin banyak di atas kemampuan kapasitas rumah sakit dan jumlah tenaga medis, maka kita akan menghadapi masalah besar,” ungkapnya.

Sumber: Ant I  RAFIKI ANUGERAHA M

 

Related posts

Nurdin Halid Undang Presiden Jokowi dalam Acara Harkopnas Virtual 2020

adminJ9

AJI Indonesia: Omnibus Law Merugikan Pekerja dan Mengancam Demokratisasi Penyiaran

adminJ9

Bamsoet: Perhatikan Daerah Mana Saja yang Boleh Terapkan Belajar Mengajar Tatap Muka

adminJ9