Jurnal9.com
Headline Inspiration

Jika Takut Keasinan, Boleh Dicicipi Masakannya Saat Berpuasa, Ini Hukumnya

Ilustrasi seorang istri mencicipi masakannya

Ada kisah pengalaman seorang ibu rumah tangga mendapat ocehan suaminya karena makanan yang dihidangkan rasanya tawar dan keasinan. Waktu itu suami istri ini sedang berbuka puasa Ramadhan.

“Ah…ibu ini kayak ibu rumah tangga yang baru bisa masak,” kata suaminya yang mengeluhkan mengenai masakan istrinya.

“Emang kenapa sih Pa… kok komplain terus sama masakan mama,” jawab sang istri.

“Coba rasain sayur sopnya, enggak ada rasanya. Tawar !. Terus ayam gorengnya keasinan,” sahut suaminya dengan nada sedikit kecewa.

“Oh ya maafin mama. Mungkin tadi waktu masak sayur sopnya, mama lupa enggak ngasih garam kali?,” istrinya memberi alasan.

“Kalau sayur sopnya lupa enggak ngasih garam, terus kenapa ayam gorengnya keasinan? Oh kalau gitu ayam gorengnya terlalu banyak ngasih garamnya?,” sindir balik ke istrinya.

“Kan hari ini puasa Pa…! masak lupa. Mama kan enggak bisa ngerasain mana [sayur sop] yang kurang asin, mana [ayam goreng] yang keasinan, karena lagi puasa,” tutur istrinya.

Itulah sekilas kisah seorang istri yang mendapat komplain suaminya gara-gara masakannya: sayur sopnya tawar dan ayam gorengnya keasinan.

Memang masih banyak ibu rumah tangga yang belum mengerti batal atau tidak puasanya; hukum mencicipi masakan yang sedang dimasak pada saat puasa Ramadhan.

Dalam ajaran Islam disebutkan bahwa hakikat berpuasa adalah menahan nafsu dalam diri manusia. Hal itu dipraktikkan dalam puasa Ramadhan yang harus menahan nafsu dari segala sesuatu yang membatalkan puasa [termasuk makan dan minum] dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari.

Setelah tiba waktunya berbuka puasa, para ibu biasanya menyiapkan berbagai masakan di rumah untuk keluarga tercinta. Dan bisa jadi, kisah yang dialami suami-istri tadi banyak terjadi karena tidak mengerti sisi hukumnya mencicipi masakan saat puasa Ramadhan.

Baca lagi  MenkopUKM Puji Kemitraan Koperasi Tani Hijau Makmur yang Berhasil Ekspor Pisang

Lantas bagaimana jika sedang berpuasa apakah boleh mencicipi masakan yang sedang dimasak, batalkah puasanya?

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis menjelaskan mencicipi masakan saat puasa hukumnya mubah. “Mencicipi itu hukumnya tidak membatalkan. Asal setelah dicicipi langsung dikeluarkan dari mulut,” jelasnya.

“Jadi ibu-ibu yang biasa masak, enggak usah khawatir jika ingin mencicipi masakannya supaya tidak keasinan atau tawar. Asal tidak menelan masakan yang dicicipi tidak batal puasanya,” tegas Cholil lagi.

Menurut dia, asal tidak sampai masuk kerongkongan mencicipi masakannya, cuma sekedar mencicipi rasanya sudah cukup. “Kalau tidak mencicipi kan enggak tahu rasanya keasinan atau tawar,” ujarnya.

Dalam salah satu hadist menyebutkan, “Tidak mengapa seseorang mencicipi kuah makanan atau suatu makanan, selama tidak sampai tertelan ke tenggorokan saat berpuasa.” (HR Ibnu Abi Syaibah dan Baihaqi).

“Asal jangan sampai saat mencicipi masakan ada yang ketelan masuk ke dalam. Ini bisa batal puasanya. Tapi ibu-ibu yang biasanya masak, enggak usah takut batal puasanya, daripada dikomplain suami karena masakannya keasinan atau tawar,” kata kiai dari MUI itu.

Sikat gigi

Begitu pun melakukan sikat gigi setelah imsak sampai jelang tengah hari hukumnya mubah: diperbolehkan. Tetapi jika sikat gigi itu dilakukan setelah tengah hari; hukumnya makruh; jika ditinggalkan mendapat pahala.

Keistimewaan ibadah puasa di mata Allah. Dalam hadis Qudsi dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, Rasulullah menyampaikan “Allah berfirman; semua amal anak Adam untuk dirinya kecuali puasa. [Puasa] untuk-Ku. Dan Aku yang akan membalasnya.”

ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Ghosting dalam Sudut Pandang Perdata dan Pidana, Ini Penjelasannya

adminJ9

Permenkop Baru: LPDB Berubah Menjadi Lembaga Khusus Pembiayaan Koperasi

adminJ9

PDI-P yang Usulkan Hak Angket, Belum Apa-Apa Sudah Ragu, JK: Ada Apa?

adminJ9