Jurnal9.com
Headline News

IDI Anggap Langgar Aturan Jika BPOM Terbitkan Izin Vaksin yang Sedang Uji Klinis

IDI masih berharap BPOM bersikap independen dan berdasar sains di dalam mengeluarkan izin EUA terhadap vaksin corona.

JAKARTA, jurnal9.com – Kabiro Hukum Pembinaan dan Pembelaan Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Nazar menganggap Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan langgar aturan universal terkait prosedur pengadaan vaksin covid-19, apabila menerbitkan izin emergency use authorization (EUA) pada vaksin yang masih dilakukan uji klinis fase tiga.

“Begitu otoritas [EUA] itu dikeluarkan, kami tahu persis ini berarti sudah melewati skala prosedur yang berlaku universal. Saya tidak sama sekali mengiyakan seluruh kebijakan yang ditempuh oleh regulator,” kata Nazar dalam acara Indonesia Lawyers Club pada Selasa (27/10) malam.

Seperti disampaikan Nazar, IDI berharap BPOM bersikap independen dan berdasar sains di dalam mengeluarkan izin EUA pada vaksin corona.

“Saya meyakini sampai hari ini, kompetensinya, kapabilitas dan moral luhurnya orang-orang yang duduk di sana [BPOM} tidak akan diintervensi oleh kekuatan apapun itu yang harus menjadi keyakinan kami, sekurang-kurangnya kami tenaga kesehatan,” kata dia.

Uji klinis vaksin covid-19 pada fase III terus dilanjutkan meski ada laporan dan anggapan bahwa sejumlah vaksin tidak aman.

Sementara itu juru bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, mengacu pada PP No. 99 Tahun 2020, jika terjadi kesalahan dalam uji klinis, maka kontrak yang dilakukan oleh Indonesia dapat dibatalkan sesuai ketentuan kontrak perjanjian sebelumnya.

Menurut Wiku, selama ini belum ada laporan mengenai kegagalan uji vaksin Sinovac pada relawan, sehingga fase uji klinis masih terus berlangsung.

Sebelumnya, Pemerintah Brasil melaporkan salah satu relawan vaksinnya meninggal dunia. Dari kejadian itu, Brasil membatalkan pembelian jutaan dosis vaksin Sinovac yang didatangkan dari China.

Baca lagi  Amphuri: Meminta Pemerintah Prioritaskan Jamaah Umrah Dapat Vaksin Corona

Sejak kejadian itu, vaksin Sinovac dan AstraZeneca menjadi vaksin yang diragukan di Brasil. Namun, pemerintah Brasil masih tetap melanjutkan penelitian terhadap vaksin yang sebagian sudah dilakukan vaksinasi pada warga Brazil.

Indonesia sendiri yang juga akan menggunakan vaksin Sinovac dan AstraZeneca terus dilakukan uji klinis sebelum kedua vaksin tersebut mulai dipasok pada November mendatang.

Namun, Ketua Komite Penanganan Covid-19 – Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC- PEN) Airlangga Hartarto mengatakan bahwa vaksin yang akan masuk ke Indonesia dari produsen farmasi luar luar negeri itu wajib menyelesaikan uji klinis tahap III.

“Selain itu, vaksin juga tidak akan didistribusikan sebelum mendapat izin dan sertifikasi dari BPOM [Badan Pengawas Obat dan Makanan],” tegasya.

ARIEF RAHMAN MEDIA

 

Related posts

PSBB Diprotes, Pemprov DKI Bantah Tanpa Koordinasi dengan Pemerintah Pusat

adminJ9

Kominfo: Bocornya Informasi NIK Presiden Bukan dari Sistem PeduliLindungi

adminJ9

Vaksin Pfizer Picu Kematian, Pemerintah akan Evaluasi Kembali Pemesanannya

adminJ9