Jurnal9.com
Business

Digitalisasi UMKM Dapat Meningkatkan Pemasaran, Produksi dan Pendapatan Usaha

JAKARTA, jurnal9.com – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menggandeng penggagas ‘Pahlawan Digital UMKM’, Putri Tanjung untuk meluncurkan program “Pahlawan Digital UMKM”.

Salah satu target pencapaian program ini mengumpulkan 10 pemenang terbaik menjadi mitra Kementerian Koperasi dan UMKM untuk melaksanakan digitalisasi UMKM. Program ini juga membuka peluang para inovator digital agar dapat dipertemukan dengan modal ventura untuk mendapatkan investasi.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Putri Tanjung meluncurkan program  “Pahlawan Digital UMKM” melalui akun YouTube KemenkopUKM dan Instagram Live akun @kemenkopukm, @pahlawandigital, dan @putritanjung, pada Sabtu (15/8) di Jakarta.

Dalam acara tersebut, keynote speaker; Teten dan Putri, serta didukung para pembicara; CEO Titipku Henri Suhardja, CEO Wahyoo Peter Shearer, dan Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi.

Teten menekankan pentingnya peran teknologi mengakselerasi UMKM agar dapat berjualan secara online (daring). Akselerasi ini diperlukan melalui inovator-inovator muda agar 64 juta UMKM di seluruh Indonesia dapat meningkatkan pendapatan mereka secara signifikan.

Di antara sejumlah inovator muda yang berkiprah dalam pemberdayaan UMKM, antara lain Wahyoo dan Titipku. Wahyoo dengan platform digitalisasi UMKM yang meningkatkan daya jual warteg. Titipku fokus pada pemberdayaan pedagang pasar agar go digital.

Sang inovator

Peter menciptakan aplikasi Wahyoo yang menawarkan konsep P3K (Pelatihan, Pembimbingan, Pendapatan dan Kemudahan). “Kami membimbing mereka mengelola warung laiknya restoran. Sehingga mereka mengerti apa yang namanya pembukuan, pemasaran dan ekspansi bisnis,” jelas Peter.

Dengan aplikasi Wahyoo, pemilik warung semuanya berbasis aplikasi. Mulai dari belanja, hingga pencatatan utang-piutang.

Sementara itu Henri dengan platform digitalisasi UMKM-nya, menjelaskan pengguna aplikasi ini untuk anak-anak muda Indonesia yang dapat membantu UMKM go digital. Mereka dapat mengunggah UMKM dengan membuat toko online di Titipku.

Titipku membantu UMKM, terutama yang mikro seperti pedagang pasar (konvensional), usaha kaki lima, maupun industri rumah tangga, juga mereka yang belum mengenal teknologi digital.

UMKM yang tergabung dalam Titipku beragam, mulai fashion, kuliner, industri kreatif, hingga pedagang pasar. Tidak hanya soal digitalisasi dengan memasukkan mereka ke market place, namun Titipku juga membantu UMKM sesuai kebutuhan mereka.

Baca lagi  Teknologi untuk Membantu Pengusaha Perempuan

“Jika mereka butuh modal, kita bisa refrerensikan ke industri perbankan, koperasi atau Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Jika mereka butuh packaging atau branding, kami membantu mereka, desain secara gratis. Kami ingin membantu UMKM ‘naik kelas’,” tegas Henri.

Melihat peran Wahyoo dan Titipku serta platform digital lainnya yang turut peran serta dalam pendampingan UMKM, Teten optimistis Indonesia akan maju. “Para Pahlawan Digital maupun inovator-inovator muda mengabdi untuk bangsa dengan membantu UMKM,” kata Teten. 

Menurut Teten, masih banyak UMKM yang tidak memiliki tempat usaha bagus. Bahkan sebagian besar melakukan kegiatan usaha di rumah masing-masing. “Saat masa pandemi ini betapa pentingnya jualan secara online, produk UMKM masuk ke marketplace,” tegas Menkop.

Neneng mengatakan Grab meluncurkan program “Terus Usaha” di 12 kota dengan 20 program digitalisasi. Grab juga bekerja sama 15 kota dan provinsi untuk membantu UMKM.

“Kenapa di 15 provinsi? Karena tidak satu pun program yang one size fits all, tak ada satu program yang berlaku untuk semua. Kita sesuaikan dengan kultur kota-kota itu sendiri,” jelasnya.

Salah satu program Grab lainnya adalah Grab Accelerator, hasil kerja sama Grab dengan Google. “Grab Accelerator ini merupakan program pendampingan UKM selama dua setengah bulan. Grab juga memberikan iklan gratis pada UMKM yang baru masuk di aplikasi Grab. Dengan demikian, para pengguna dapat mengetahui produk UMKM tersebut.”

Selama masa pandemi, sejak Maret hingga Juli, kata Neneng, lebih dari 150 ribu merchant baru yang mendaftar di Grab. “Yang paling membanggakan kami adalah lebih dari 32 ribu pedagang pasar seluruh Indonesia jadi menggunakan digital,” ungkap Neneng.

Putri menekankan pentingnya adaptasi terhadap perubahan yang terjadi. “Untuk menjadi adaptif, tentu kita perlu pelatihan maupun pendampingan. Di “Pahlawan Digital” ini para inovator muda memiliki ide-ide bagus, tetapi juga tetap butuh pendampingan,” kata Putri.

Putri mendorong inovator muda ikut dalam program “Pahlawan Digital UMKM” agar dapat berkontribusi pada bangsa dan negara. “Jika banyak kaum muda yang membantu UMKM, maka UMKM akan maju, dan Indonesia akan berjaya.”

MULIA GINTING

 

 

Related posts

Target Pemerintah 30 Juta UMKM Masuk Ekosistem Digital pada Tahun 2024

adminJ9

Kemenparekraf Umumkan 232 Pelaku Pariwisata dan Ekraf Sebagai Penerima BIP 2020

adminJ9

Potensi UMKM Lokal Labuan Bajo Diperkuat Agar Jangan Jadi Tamu di Daerah Sendiri

adminJ9