Jurnal9.com
Headline LifeStyle

Awas! Varian Omicron Sudah Menulari 3 Petugas Kebersihan Rumah Sakit

Ilustrasi varian omicron yang sudah terdeteksi

JAKARTA, jurnal9.com – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan virus corona varian B.1.1.529 atau omicron telah terdeteksi di Indonesia. Kasus pertama omicron ini bermula dari terdeteksinya tiga orang petugas kebersihan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Jakarta.

“Ada tiga orang pekerja kebersihan di Wisma Atlet yang pada 8 Desember lalu dites dan hasilnya positif (Covid-19). Kemudian, pada 10 Desember dikirim ke Balitbangkes untuk dilakukan genome sequencing,” tegas Menkes dalam konferensi pers yang disiarkan via virtual di Jakarta, Kamis (16/12/2021).

Menanggapi terdeteksinya tiga orang yang tertular virus omicron ini, Presiden Joko Widodo memberikan arahan, pertama; meminta masyarakat tidak panik, kedua; mendorong semua pihak untuk segera vaksinasi, ketiga; mengingatkan masyarakat agar lebih disiplin jalani protocol kesehatan (prokes), dan empat; melarang pejabat dan warga untuk tidak bepergian ke luar negeri.

“Ini memang tak terelakkan karena salah satu karakter varian omicron ini menular dengan sangat cepat. Sekarang yang harus kita lakukan bersama-sama berupaya sekuat tenaga agar varian omicron ini tidak meluas ke semua wilayah Idonesia. Dan kita cegah jangan sampai terjadi penularan lokal. Kita harus berupaya menjaga situasi ini tetap baik. Kita pertahankan jumlah kasus aktif tetap rendah, Jangan sampai itu melonjak lagi,” tegas Kepala Negara itu.

Sementara itu Ahli Patologi Klinis Tonang Dwi Ardyanto menjelaskan varian omicron sudah masuk dan menginfeksi pasien di Indonesia, sehingga membuat banyak orang merasa khawatir. “Banyak orang yang masih belum paham soal bagaimana cara mendeteksi virus varian baru ini. Salah satunya harus tes PCR untuk bisa mendeteksi varian omicron ini. Kalau orang yang terkonfirmasi covid, tapi tidak melakukan tes PCR, tidak bisa mengatakan itu varian omicron,” ujarnya.

Dari tes itu, menurut dia, dilanjutkan tes Whole Genome Sequencing (WGS) supaya akan ketahuan jika orang tersebut terbukti positif covid, Tes ini merekam urutan gen virus yang ditemukan. “Dari tes itu baru tahu apa varian virus covidnya,” kata dia menegaskan.

Baca lagi  Moeldoko Ingatkan Pers Soal Dampak Negatif Perubahan Ekologi Media

“Kemudian untuk SGTF (S Gen Target Failure) merupakan skrinning. Jadi kalau ketemu target gen lain (misalnya N, E, RdRp, Orf, Helicase) tapi kok tidak ketemu S, maka curiga ada varian,” jelas dia.

“Jadi bisa saja varian lain. Untuk memastikan tetap dengan WGS tadi. Hanya SGTF itu cepat hasilnya, bisa 24 jam ketahuan. Kalau WGS ini bisa 5-7 hari baru dapat dipastikan. Maka skrinning dulu agar bisa tindak lanjut sambil menunggu WGS,” tutur Tonang dikutip dari akun facebooknya.

Dia juga mengatakan tidak semua reagen PCR bisa SGTF. Hanya reagen yang kebetulan pas titik tangkapnya di tempat yang terjadi mutasi. Dalam hal omicron ini ada beberapa reagen yang sudah dibuktikan mampu SGTF untuk omicron. Dan untuk memberikan reagen tersebut harus datang ke lab  untuk menyaring. Karena tidak semua lab PCR bisa melakukan SFTF itu.

Adapun kriteria reagen itu, kata Tonang, bisa SGTF karena sudah dikalibrasi lembaga berwenang. Setelah diterima lab, masih harus dilakukan optimasi lagi agar reagen bisa bekerja benar-benar sesuai dengan petunjuk penggunaannya. Maka biaya lab itu termasuk harus mengoptimasi tersebut. Tidak semua reagen benar-benar untuk pemeriksaan pasien.

“Jika di laboratorium tidak ada SGTF, maka ada beberapa indikasi yang bisa menjadi alasan perlu dilakukan WGS, walau tidak melewati proses SGTF,” jelas Tonang.

Dan jika ditemukan kasus dengan jumlah virus tinggi. Misal orang yang tertular ini harus dilihat riwayat perjalanannya, apakah dari daerah atau pernah melakukan perjalana ke luar negeri?

“Sekarang  ini upaya paling penting, yaitu harus jalan prokes lebih ketat dan disiplin,” tuturnya.\

RAFIKA ANUGERAHA M

Related posts

BPK Khawatir Pemerintah Tak Bisa Bayar Utangnya: pada 2020 Capai Rp6.74,56 Triliun

adminJ9

UMKM Berpenghasilan di Bawah Rp500 juta Per Tahun Kini Tidak Kena PPh Lagi

adminJ9

WHO: Timur Tengah Masuki Ambang Batas Kritis Wabah Virus Corona

adminJ9